Meneruskan posting saya sebelumnya mengenai pemilihan motherboard,kali ini saya akan membahas mengenai langkah-langkah untuk memilih processor yang akan kita gunakan pada komputer kita yang perlu kita ketahui dalam memilih processor antara lain adalah
1. Menu Spesifikasi, untuk memilih spesifikasi komputer seperti RAM, CPU, VGA, MB dan Caches
2. Mengetahui spesifikasi processor
Name : Nama Processor
Code Name : Ya bisa dibilang suku dari processor, pengambilan code name ini dilakukan pada saat produksi processor
Package : Menunjukan Tipe Socket Processor
Technology : Menunjukan teknologi yang diterapkan di processor, dan menunjukan ukurannya dalam satuan nanometer (nm), untuk lebih lengkap dan jelas silahkan lihat di : www.mahabintang.com
Core Voltage : Adalah voltase yang dibutuhkan oleh processor
Specification : Menunjukan spesifikasi processor, berapa kecepatannya.
Instruction : Adalah Fitur-fitur yang terdapat pada processor
3. Mengetahui Clock Speed dari processor
Core Speed : Menunjukan Kecepatan inti processor
Multiplier : Pengkali dengan Bus Speed atau Multiplier * Bus Speed = Core Clock
Bus Speed : Menunjuka kecepatan Bus
Rated FSB : Menunjukan tipe FSB yang ditampilkan dalam bentuk kecepatan (MHz)
contoh : FSB 800, 1066, 1156, 1250, 1333, 1366, 2000, 2400, dll
4. Mengetahui Cache
Cache digunakan oleh CPU untuk mengurangi rata-rata waktu ketika mengakses memori. Cache adalah memori yang lebih kecil, lebih cepat yang menyimpan salinan data dari lokasi yang paling sering digunakan memori utama. Selama mengakses memori sebagian besar lokasi cache memori, latency rata-rata dari pengaksesan memori akan lebih dekat dengan latency cache daripada latency dari memori utama.
Ketika prosesor membutuhkan untuk membaca/menulis dari/ke sebuah lokasi di memori utama, cek dulu apakah salinan data ada di cache. Jika demikian, prosesor segera membaca dari atau menulis ke cache, yang jauh lebih cepat daripada membaca dari atau menulis ke memori utama.
Cache juga digunakan untuk menjembatani CPU dengan RAM untuk menghindari terjadinya bottleneck karena sifatnya yang "tidak lebih cepat dari processor dan tidak lebih lambat dari RAM". Bottleneck adalah peristiwa dimana kinerja atau kapasitas dari keseluruhan sistem dibatasi oleh suatu komponen sumberdaya. Hal itu menyebabkan performa tidak dapat dimaksimalkan. Peristiwa ini terjadi karena adanya perbedaan kecepatan yang ekstrim antara Processor dengan RAM. Maka dari itu untuk menghindari peristiwa bottleneck dipakailah cache tersebut.
Cache mikroprosesor disusun berdasarkan kedekatannya dengan prosesor (L1, L2, L3 dan seterusnya). Memori cache mikroprosesor dikelaskan ke dalam tingkatannya sendiri:
Level-1: memiliki ukuran paling kecil di antara semua cache, sekitar puluhan kilobyte saja. Kecepatannya paling cepat di antara semua cache.
Level-2: memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan cache level-1, yakni sekitar 64 kB, 256 kB, 512 kB, 1024 kB, atau lebih besar. Meski demikian, kecepatannya lebih lambat dibandingkan dengan level-1, dengan nilai latency kira-kira 2 kali hingga 10 kali. Cache level-2 ini bersifat opsional. Beberapa prosesor murah dan prosesor sebelum Intel Pentium tidak memiliki cache level 2.
Level-3: memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan cache level-2, yakni sekitar beberapa megabyte tapi agak lambat. Cache ini bersifat opsional. Umumnya digunakan pada prosesor-prosesor server dan workstation seperti Intel Xeon atau Intel Itanium. Beberapa prosesor desktop juga menawarkan cache level-3 (seperti halnya Intel Pentium Extreme Edition, Core i-3 dan beberapa dari AMD).
demikian sekilas mengenai pembahasan processor semoga bisa bermanfaat bagi pembaca semua nya